Puisi Tentang Perjuangan Pahlawan Kemerdekaan
Kita Berjuang
oleh: Usmar Ismail
Terbangun aku, terloncat duduk.
Kulayangkan pandang jauh keliling.
Kulihat hari lah terang, jernihlah falak.
Telah lamalah kiranya fajar menyingsing.
Kuisap udara
Legalah dada,
Kupijak tanah
Tiada guyah,
Kudengan bisikan
Hatiku rawan:
"Kita berperang,
Kita berjuang!"
Sebagai dendang menyanyu kalbu,
Bangkitlah hasrat damba nan larang,
Ingin ke medan ridlah menyerbu:
"Beserta saudara turut berjuang!"
Begitulah perilaku Usmar Ismail dalam menyambut kedatangan Jepang di tanah air, Dengan tegas ia sanggup mendapatkan janji-janji Jepang yang muluk-muluk. Tanpa curiga usmar ismailakan ikut berperang dan berjuang dengan "saudara" nya.
Melaut Benciku
oleh: Amal Hamzah
Melaut benciku terhadap manusia
Melaut pula benciku terhadapku sendiri
Karena dalam kelakuann mereka
Terlihat olehku perangaiku asli
Menjilat
Menipu
Membohong
Memeras!
Kelakuan dibuat-buat
Supaya
Perut Kosong
Gendut menyerupai tong!
Mulut ketawa
Tampak gigi
Kuning
Tak pernah digosok!
Bau verbal busuk bagai bangkai!
Bah!
Inikah yang dinamakan dunia
Dunia yang penuh tipu cedera?
Kalau boleh kupinta dulu
Aku tak usah lahir ke dunia tipu
Tapi malang!
Aku lahir bukan kehendakku!
Dalam pelukan cinta birahi
Tumbuh benih membusuk diri.
Tercampak ke dunia
Sebagai hasil nafsu kedua!
Bah!
Kalau boleh kupinta dulu
Jangan tubuh tiba kemari!
Begitulah perilaku Amal Hamzah terhadap dunia dan manusia. Sinisnya itu tentu saja disebabkan oleh keadaan pada masa itu, yang tidak menyenangkan dan sangat menyedihkan baginya.
Diserang Rasa
oleh: Usmar Ismail
Apa hendak dikata
Jika rasa bersimarajalela
Di dalam batin gelisah saja
Seperti menanti suatu yang tak hendak tiba
Pelita harapan berkelip-kelip
Tak hendak padam, hanyalah lemah segala sendi
Bertambah kelesah hati yang gundah
Sangsi, kecewa, meradang resah
Benci, dendam....... rindu, cinta........
Ah hujan rinai di waktu angin
Bertiup kencang memercik muka
Kemudian reda........ tenang........
kembali harapan, kekuatan semakin nyata
dari yang sudah-sudah sebelum jiwa
diserang rasa........................
Setelah mengalami kebimbangan itu, balasannya Usmar Ismaill sadar benar-benar, bahwa bukan Asia Timur Raya ala Jepang tujuan kita, melainkan Indonesia Merdeka. Kesadaran Usmar Ismail, bahwa Indonesia Merdeka yaitu tujuan kita, terpancar dalam sajaknya yang berjudul Caya Merdeka
Caya Merdeka
oleh: Usmar Ismail
Sekali saya terbangun dalam cerkammu,
Dari dalam jurang yang gelap hitam
Kau renggut saya sampai akar jiwaku,
kamu angkat saya membubung
Menatap wajah Suria Merdeka..........
Buta saya disorot nikmat sinar gemilang,
Diseret hanyut gelora arusmu,
Kemudian kamu lemparkan daku
Ke pantai tindakan nyata!
Telah kamu remuk aku
Bersatu padu dengan sinarmu
Tak mungkin saya akan surut lagi
Sampai airmu lipur cayammu dalam matiku..............
Akan mengembus angin
Dari tepi kuburku ketiap penjuru,
Membawa nikmat Caya Merdeka...................
Dan sujudlah aku
Di hadirat Tuhanku menunggu
Putusan akhirku di dunia baka!
Advertisement