Contoh Naskah Drama Pendek dan Singkat 3 Orang Anak Sekolah - Pada perjumpaan kali ini admin akan kembali menawarkan teladan ihwal naskah drama. Di dalam drama banyak hal yang sanggup memilih untuk menyampaikan bahwa drama yang ditampilkan baik atau tidak. Oleh lantaran itu pada perjumpaan kali ini admin akan menawarkan teladan naskah yang baik kepada sobat semua. Simak misalnya di bawah ini.
Baca Juga: Contoh Naskah Drama Tentang Pergaulan Remaja
Contoh Naskah Drama Pendek dan Singkat 3 Orang
Judul: Bentrokan dalam Asrama
Di sebuah ruangan besar duduklah Anas dan Hadi. Mereka sedang bermain catur. Tidak jauh dari daerah mereka, tampak Hasan yang sedang asyik menulis. Anas dan Hadi bergiliran memindahkan anak caturnya. Ketika anas sedang berfikir maka Hadi pun membentak.
Hadi: Hai, mengantuk kau! Sekarang giliranmu!
Anas: (Dengan damai Anas memindahkan anak caturnya)
Hadi: (Hadi pun memindahkan anak caturnya dan membentak pula) Lekas Anas, jangan mengantuk saja!
Hasan: (Turut berbicara) Memang si Anas suka mengantuk di.
Anas: (Membuka kacamata dan menggosok-gosok kacanya dengan sapu tangan)
Hadi: Ayo giliranmu jangan main kacamata saja!
Anas: (Dengan damai memindahkan anak caturnya) Sekak!
Hadi: (Terkejut) Sekak? Benar sekak?
Anas: Ya, sekak.
Hadi: (Berpikir sejurus lalu memindahkan anak caturnya)
Anas: (Berterian gembira) Sekak mati, Hadi!
Hadi: (Melongo)
Hasan: (Menoleh kepada kedua anak itu) Kau kalah, Hadi?
Hadi: (Tiba-tiba menyapu anak catur sehingga semua anak catur jatuh berantakan)
Anas: (Mengumpulkan anak catur dan dan dimasukan ke dalam kotak, lalu keluar tanpa
mengeluarkan sepatah kata pun)
Hasan: (Mendekati Hadi) Sebetulnya bukan lantaran kamu kalah pandai, Hadi. Tetapi kamu kurang waspada. Kau tahu bukan bahwa si Anas itu licik?
Hadi: (Diam hirau tak acuh)
Hasan: Dan bukan hanya bermain catur saja, tetapi dalam segala hal ia licik, tidak sportif. Lagi pula, ia suka menyombongkan diri dan sanggup menjelek-jelekan orang lain.
Hadi: (Tetap diam)
Hasan: Hadi, kamu tahu apa yang dikatakannya ihwal dirimu saat ia tak bersamamu?
Hadi: (Menggelengkan kepala dan menatap wajah Hasan)
Hasan: (Tertawa) Haaa.....haaa... haaaaaa...... dengarkanlah Hadi (menepuk punggung Hadi) Katanya, si Hadi itu persis kerbau, badannya besar, kuat, tegap, tetapi bodoh.. haaa....haaaaa.....haaaaaaa
Hadi: (Matanya melotot) Kurang ajar! Benarkah beliau begitu, Hasan?
Hasan: (Tunduk menahan marah)
Hadi: Lalu, apa kata Anas selanjutnya/
Hasan: Hadi, telah memalukan lagi. Karena Anas saat bercerita itu sambil merangkak-rangkak menirukan kerbau yang dungu... dan semua teman menertawakannya. Dia menyampaikan dalam segala hal kamu sanggup dikalahkan olehnya. Dalam segala hal, catur, pingpong, badminton. Apalagi dalam pelajaran sekolah. Apakah itu bukan suatu penghinaan besar bagimu?
Hadi: (Semakin geram dan mengepalkan tinjunya)
Hasan: (Tersenyum) Apalagi membualnya di depan gadis-gadis si Nani dan si Shela... Mungkin kini ia sedang berlagak pula di depan kawan-kawan menyombongkkan dirinya bahwa ia menang lagi bermain catur dengan kau.
Hadi: (Kemarahannya memuncak, mukanya merah padam)
Hasan: (Terus berbicara) Kemarin saya ingin membela kamu dengan jalan menempelengnya. Tetapi saya merasa tidak berhak. (Hasan menuding ke arah Hadi) Kau lah yang lebih berhak, Hadi! Kau wajib menawarkan pelajaran kepadanya (sementara Anas masuk lagi)
Hasan: (pura-pura berbisik kepada Hadi, tetapi suaranya aggak keras) Hadi, lihat betapa sombongnya, menyerupai jendral yang menang perang menengok musuhnya yang sudah menjadi bangkai.
Hadi: (tak sanggup menahan marah) Aku bukan bangkai! Aku bukan bangkai! (kemudian dengan cepat ia memegang batang leher Anas dan dibantingnya sehingga Anas jauh berguling)
Anas: (setelah bangun berkata) Mengapa saya kamu serang, Hadi? Apa salahku? (sementara Hasan menyaksikan dengan tersenyum)
Hadi: Ah, jangan banyak bicara! Atau ingin ku tempeleng lagi kau! Cepat pergi!
Anas: Aku tak mau pergi alasannya ialah saya tak berdosa kepadamu!
Hadi: Kau ingin ku tempeleng lagi?
Anas: Aku mau pergi sehabis saya mengerti kesalahanku.
Hadi: Tidak usah mengerti! ini bukan berhitung, bukan aljabar, dan bukan pelajaran lain. Pergi! (hadi mendorong Anas tetapi Anas melawannya, Mereka hampir bergulat, tetapi tiba-tiba terdengar bunyi orang mendehem di luar)
Hasan: Ada orang, ada orang jangan sabung disini. Nanti teruskan di Alun-alun saja.
Anas: Baiklah saya akan pergi, lantaran kamu tidak sanggup memberi alasan. Kau tidak sanggup mempertanggungjawabkan perbuatanmu!
Contoh Naskah Drama Pendek dan Singkat 3 Orang Anak Sekolah di Asrama diatas merupakan naskah drama karya Achdiat K. Mihardja. Semoga artikel ini sanggup membantu sobat yang mungkin sedang mendapat kiprah sekolah ataupun yang lainnya. Sampai jumpa pada pertemuan selanjutnya dengan artikel yang lebih menarik tentunya!
Advertisement