'/> 20 Pola Artikel Bahasa Indonesia Wacana Tema Kesehatan Dan Pendidikan Terbaru -->

Info Populer 2022

20 Pola Artikel Bahasa Indonesia Wacana Tema Kesehatan Dan Pendidikan Terbaru

20 Pola Artikel Bahasa Indonesia Wacana Tema Kesehatan Dan Pendidikan Terbaru
20 Pola Artikel Bahasa Indonesia Wacana Tema Kesehatan Dan Pendidikan Terbaru
 Contoh Artikel Bahasa Indonesia Tentang Tema Kesehatan dan Pendidikan Terbaru 20 Contoh Artikel Bahasa Indonesia Tentang Tema Kesehatan dan Pendidikan Terbaru

20 Contoh Artikel Bahasa Indonesia Tentang Pendidikan - Hai sobat, artikel merupakan salah satu karya tulis yang banyak memuat kabar informasi untuk perlu kita ketahui. Artikel sangat banyak terdapat di media cetak ibarat koran, majalah, hingga media internet. Dengan membaca artikel tentunya akan menambah wawasan kita lantaran di dalam artikel terdapat informasi-informasi penting.

Mungkin sobat ada yang belum tahu perihal cara menulis artikel atau sobat sedang mencari rujukan artikel, maka jangan khawatir pada pertemuan kali ini admin akan memperlihatkan rujukan artikel perihal pendidikan yang baik dan benar. Dengan mencermati artikel ini maka sobat sanggup menulis artikel dengan baik nantinya. Simak dan cermati rujukan artikel di bawah ini.

Contoh Artikel Tentang Kesehatan dan Pendidikan

Judul: Anak Tak Perlu Dibekali Ponsel

Salah satu teknologi yang berkembang pesat ketika ini yakni telepon genggam atau ponsel dengan sebutan kerennya Smartphone. Perkembangan telepon seluler ketika ini telah menyentuh semua lapisan masyarakat. Maka dari itu jangan heran kalau golongan orang menengah kebawah dan bawah umur sanggup memakai ponsel lantaran harganya yang murah dan jaminan jalan masuk internet yang bisa di dapat. Khususnya untuk anak-anak, ketika ini sangat banyak bawah umur yang sudah andal dan memang diizinkan oleh orang tuanya untuk membawa ponsel.

Anak-anak yang diberikan dan diizinkan membawa ponsel memang merupakan hal penting terutama lantaran kekhawatiran orang bau tanah kepada anak-anaknya. Namun hal tersebut tak selalu menguntungkan, buktinya bawah umur yang sudah memakai ponsel akan berdampak jelek bagi kesehatan, moral dan bahkan pendidikannya. Sayangnya, aneka macam orang bau tanah yang tak paham perihal seberapa bahayanya ponsel untuk kesehatan bawah umur dimasa yang akan datang.

Tak hanya itu, berdasarkan penelitian W. Steward dari Swedia, penggunaan ponsel minimal selama 10 tahun sanggup meningkatkan risiko timbulnya acoustic-neuroma atau tumor lunak pada saraf pendengaran. Penelitian perihal acoustic-neuroma menandakan bisa berlipat empat kali lipat kalau ponsel sering dipakai untuk menelpon yaitu tepatnya di sisi kepala. Perlu diketahui, bahwa radiasi ponsel sanggup menembus hingga 3 inchi kedalam tubuh dibandingkan dengan bab tubuh yang tak digunakan. Lebih berbahayanya lagi pada bawah umur lantaran akan berisiko lebih besar alasannya tubuh anak masih rentan terhadap serangan penyakit.

Lebih jauh lagi, berdasarkan penelitian tersebut, serangan tanggapan penggunaan ponsel sanggup menghambat perkembangan sistem saraf pada anak. Lebih bahayanya lagi, berdasarkan banyak penelitian di Eropa menyatakan bahwa radiasi ponsel sanggup merusak sel DNA. Penelitian lain menemukan adanya hubungan antara penggunaan ponsel dengan sel tumor. Efek ini akan lebih berbahaya bagi si anak lantaran mereka masih kecil dan tengah tumbuh. Sangat mengkhawatirkan memang apabila radiasi itu menyerang bab yang lebih besar.

Jika kita cermati hal ini tentunya kita niscaya lebih mengkhawatirkan bawah umur kita kalau dibekali ponsel ketimbang tidak dibekali. Anak-anak yang mempunyai risiko terbesar yakni bawah umur yang berusia dibawah 8 tahun. Dalam hal ini orang bau tanah perlu memahaminya bahwa bawah umur masihlah dalam masa pertumbuhan lantaran apabila pertumbuhan tidak normal maka akan berdampak pada pertumbuhan selanjutnya. Jika hal ini terjadi maka bukanlah kebahagiaan yang akan di peroleh anak melainkan yakni penderitaan dan tentunya keluarga juga akan merasakannya.

Contoh Artikel Tentang Kesehatan dan Pendidikan

Judul: Masih Perlukah? Pembagian Program di SMA

Waktu saya masih Sekolah Menengan Atas dulu, ada seorang temanku mengeluh begini, "Nilai rapot gue kecil gini, niscaya ayah sama ibu gue murka berat nih sama gue. Mereka mau gue masuk IPA sedangkan lu kan tau kalo gue gak suka sama yang namanya pelajaran kimia, fisika sama biologi. Rasanya tubuh dan otak gak besar lengan berkuasa buat nerima pelajaran niscaya begitu".

Memang tidak dipungkiri bahwa banyak dari pelajar yang menentukan aktivitas studi di Sekolah Menengan Atas berdasarkan temannya, gengsi, bunyi terbanyak dikelasnya, ataupun perintah orang tua. Pada umumnya pelajar sebagian besar tidak menentukan aktivitas studi berdasarkan kemampuan diri dan kegemaran mereka akan suatu bidang. Menurut pernyataan sahabat saya tadi, orang tuanya sangat ingin anaknya masuk aktivitas studi IPA lantaran dinilai lebih menjanjikan untuk melanjutkan studi di tingkat akademi tinggi. Namun menurutnya, saudaranya yang mengambil aktivitas studi IPA bahkan kesulitan dalam mencari akademi tinggi negeri yang berkualitas dan pada risikonya menentukan melanjutkan studi di jurusan pariwisata. 

Kedengarannya memang lucu kalau melihat seorang yang ketika Sekolah Menengan Atas nya mengambil jurusan IPA tetapi ketika melanjutkan ke akademi tinggi malah mengambil jurusan pariwisata. Meskipun demikian, tetapi hal itulah yang terjadi di masyarakat sekarang. Program studi yang diambil tak menutup kemungkinan untuk seorang pelajar melanjutkan dibidang yang sangat berbeda.

Pada dasarnya dengan diadakannya sistem dengan pilihan aktivitas studi di Sekolah Menengan Atas ini sangat baik. Tetapi, sehabis sistem ini bertahun-tahun berjalan dan masyarakat telah melihat hasilnya, tentunya hal ini mengundang pertanyaan lantaran sehabis siswa lulus Sekolah Menengan Atas aktivitas studi di Sekolah Menengan Atas yang diambil tak menjamin mereka sanggup mendapat daerah yang sama di akademi tinggi. Meskipun sebetulnya calon mahasiswa diperbolehkan untuk menentukan aktivitas studinya di akademi tinggi sesuai dengan kegemaran mereka. Jadi, seandainya para siswa yang sudah sangat bosan dan jenuh dengan pelajaran pada masa Sekolah Menengan Atas maka tak menutup kemungkinan mereka akan menentukan aktivitas studi yang berbeda di akademi tinggi.

Lalu apa yang mesti dilakukan untuk menentukan aktivitas studi di SMA? sama halnya yang sedang adik saya rasakan ketika ini. Ia mengaku gundah untuk menentukan aktivitas studi yang cocok untuknya tetapi ia belum mengetahui letak kemampuan dan kegemarannya di aktivitas studi apa. Sementara banyak temannya yang menentukan aktivitas studi bisa dikatakan secara asal-asalan lantaran hanya mengikuti apa kata sahabat dan gengsi mereka saja.

Meskipun fenomena ini sangat menciptakan kita bertanya-tanya, tetapi hal ini tentunya bermanfaat meskipun tak seluruhnya berjalan dengan lancar. Makara sanggup disimpulkan bagi siswa Sekolah Menengan Atas yang ingin menentukan aktivitas studi alangkah baiknya mengikuti apa kata temanku bahwa pilihlah aktivitas studi yang benar-benar diminati dan jangan tergantung dengan orang lain. Ketika sudah lulus dan ingin melanjutkan ke akademi tinggi maka nanti urusannya beda lagi lantaran jurusan yang diambil bisa saja berubah.


Nah itu tadi sobat telah kita simak ulasan perihal contoh artikel Bahasa Indonesia perihal tema kesehatan dan pendidikan. Semoga artikel ini sanggup membantu sobat yang sedang kesulitan. Semoga bermanfaat dan hingga jumpa pada pertemuan selanjutnya.
Advertisement

Iklan Sidebar