'/> Knowledge Is Power , But Character Is More -->

Info Populer 2022

Knowledge Is Power , But Character Is More

Knowledge Is Power , But Character Is More
Knowledge Is Power , But Character Is More
PENGETAHUAN ADALAH KEKUATAN TAPI KARAKTER LEBIH DARI SEGALANYA

PENGETAHUAN ADALAH KEKUATAN TAPI KARAKTER LEBIH DARI SEGALANYA KNOWLEDGE IS POWER , BUT CHARACTER IS MORE
KNOWLEDGE IS POWER , BUT CHARACTER IS MORE

   Ujaran yang satu ini sangatlah Populer " Knowledge Is Power , But Character Is More " Maka tahukah anda apa pesan Rektor Technische Hoges School ketika Soekarno di Wisuda ! Tuan Soekarno , suatu ketika Ijazah ini sanggup dirobek dan hancur , beliau tidak awet , ingatlah satu-satunya yang awet yakni " Karakter ", aksara sangat esensial . sayang kerap disepelekan , Padahal setiap detik perjalanan hidup kita , itulah episode Pendidikan Karakter .

   Antonion Scalia ( 1998 ) menegaskan arti pentingnya aksara dalam kehidupan insan , Dia menyatakan bahwa aksara harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan , alasannya yakni kecerdasan dan pengetahuan itu sendiri memang sanggup diperjualbelikan , hal yang sudah menjadi pengetahuan umum di era teknologi ketika ini, Knowledge is Power ,masalhnya jikalau orang-orang yang dikenal cerdas dan berpengetahuan tidak menandakan aksara , maka ia tak diragukan lagi bahwa dunia akan menjadi rusak dan semakin jelek , Tanpa aksara Peradaban insan sanggup rusak dan merusakan .

Sebagai teladan ada salah satu seorang Bupati di suatu tempat mengingatkan anaknya jelang untuk mengikuti Ujian Nasional ( UN ) " Mengapa tak berguru ? " Coab Terka apa jawabannya " Guruku Bilang , Jika Tidak Bisa menjawab soal UN , segera pergi ke kamar mandi " Jawabannya penuh makna yang hanya sanggup dimengerti dan diketahui orang Indonesia , Karena Negeri tetangga menyerupai Malaysia dan negara lainnya tak paham , Menagapa tak sanggup jawab soal Ujian harus ke kamar mandi . Dilingkungan Pendidikan , kecurangan tak di cegah malah dibudayakan .
Wibawa dan Kehormatan Profesi Guru jadi tergugat dan tercela lantaran prilaku oknum yang tidak bertanggung jawab , 

Persoalan Luluhnya Karakter Guru yakni Sebab dan akhir , Remuk Redamnya aksara Guru sanggup jadi  sebab , sekaligus jadi akhir , Tapi saya lebih melihat duduk perkara aksara guru sebagai akhir , niscaya ada penyebabnya , Cara berfikir keliru elit pengambil kebijakan , Kebijakan yang sanggup menghancurkan mental dan aksara Guru;
tak adanya keadilan dan kesejahteraan merata bagi Guru di Indonesia , Guru Pegawai negeri sispil ( PNS ) yang bersertifikasi sanggup dendangkan lagu " Disini Senang disana Senang " Tapi amat beda dengan Kondisi Guru Honorer Yang di pelosok negeri , Mereka Harus menelan pil pahit , dengan Terpaksa lantunkan Syair lagu " Maju Tak gentar Mesti Tak di Bayar " Sama - Sama Guru . Beda Nasib.
Masih ada saja Kabar seorang Guru Honorer yang dibayar Rp 100.000,- sebulan , Bahkan di NTT , beberapa orang Guru Honorer yang gajinya Tak dibayar selama 6 Bulan , kesannya tetapkan unutk menjadi TKI , wahai penguasa negeri sejahterakanlah Guru - Guru kami .

Jika Program pemerintah masih berbasis Proyek dan Korup , apa yang sanggup di harapkan seorang Guru dari sistem dan para pemimpin nya yang tak berkarakter  , Pepatah menyatakan , "jika engkau hilang uang , maka engaku tak kehilangan apapun , Jika engkau hilang kesehatan , engkau kehilangan sesuatu . Tapi Jika engkau kehilangan aksara , engkau akan kehilangan segalanya. "

Kita layak Khawatir ketika bangsa ini tetap menyepelekan duduk perkara Guru , jangan - jangan bangsa ini memang tak punya aksara , maka masa depan bangsa taruhannya kesannya bangsa ini ikut sepelekan Guru , Untuk menghibur Guru , Cukup dikatakan" Pahlawan Tanpa Tanda Jasa " ,Sebuah ungkapan kepalsuan . Guru Penuh dongeng megharun biru oh Indonesiaku ,

Pesan Bernada Gugatan pun merebak di media umum , " Guru dibayar murah di tuntut untuk memperbaiki aksara dan ahlak bawah umur bangsa sedangkan artis sinetron di bayar mahal untuk merusak generasi penerus bangsa ini. " .

Ketika kebijakan sertifikasi Guru muncul , pesan yang di tangkap guru bukan lagi soal peningkatan profesinalisme , Tapi ada peluang untuk mendapat pemanis pendapatan satu kali honor Pokok , lantaran senyampang tahun hidup tak layak , begitu ada kesempatan , segenap daya dan upaya dikerahkan demi satu tujuan , Lulus Sertifikasi segala cara dihalalkan , meski nilai - nilai kejujuran pun digadaikan lantaran palsukan syarat - syarat manajemen kelulusan , tanpa mengambil kebijakan , mengapa ini sanggup terjadi ? harkat Guru jatuh di titik nadir, aksara Guru terkoyak , bangsa kehilangan Ke arifan .

Sesungguhnya aksara amat mementukan suatu bangsa , Jika hari ini penguasa negeri masih menentukan bersikap tak patut atas cara menghormati dan memuliakan Profesi Guru , maka atas nama bangsa ini , wahai para guru seluruh Indonesia kami mohon maaf yang sebesar-besarnya , semoag Pak Jokowi - Jk serta Pak Anies Baswedan punya cara lebih baik untuk meminta maaf dan mengobati luka hati para Guru Indonesia , Saatnya memberi sedekah terbaik Untuk Bangsa ini dengan mensejahterakan dan mem VIP kan Guru-Guru di Indonesia dengan cara penuh kebaikan dan kebenaran .....


Sumber : Republika . co .id



Thank you for visiting, good luck for you all...
Advertisement

Iklan Sidebar