Cerita Fabel dan Dongeng Binatang Terbaru | Buaya yang Tidak Tahu Balas Budi - Hai sobat, apa kabar? semoga semuanya baik-baik saja yaaa. Nah pada pertemuan kali ini admin akan memperlihatkan pemanis informasi wacana dongeng fabel. Mari simak ceritanya di bawah ini.
Cerita Fabel dan Dongeng Binatang
"Buaya yang Tidak Tahu Balas Budi"Di tengah rerumputan yang subur ada keluarga sapi, mereka gres mempunyai satu ekor anak yang gres beranjak remaja.
Pemandangan tepi hutan yang indah dan rumput yang hijau menciptakan mereka semakin senang. Anak sapi berlarian kesana kemari dan berloncat-loncatan dengan riangnya.
"Bu, saya mau jalan-jalan melihat sungai", Kata anak sapi.
Ibu sapi menjawab, "Boleh, akan tetapi kau harus hati-hati dan jangan jauh-jauh yaa mainnya!"
"Iya bu, ibu damai saja, saya tak akan main terlalu jauh."
Sapi muda kemudian berjalan ke tepian sungai, ia melihat ikan-ikan kecil yang berenang kesana-kemari beserta hewan-hewan kecil disekitaran sungai. Hatinya merasa bahagia ketika melihat katak yang berloncat-loncatan dari satu watu ke watu yang lain. Hingga tak terasa sapi muda ternyata sudah sangat jauh berjalan dan semakin jauh dari kedua orang tuanya.
Tiba-tiba di balik pepohonan ada bunyi meminta tolong.
"Tolong, tolong......!!"
Aih, ternyata ketika ia menuju ke bunyi itu ternyata seekor buaya sedang tertindih pohon besar sehingga ia tak sanggup bergerak.
"Tolong aku, tolong!" Buaya menjerit seolah-olah sedang kesakitan.
"Kau kenapa pak buaya?" Tanya sapi sambil berjalan mendekati pak buaya.
"Aduh tolong saya sapi kecil yang baik, saya sudah seharian tertindih pohon besar ini."
"Siapa yang melaksanakan ini pak buaya?" Sapi muda bertanya seakan tak takut dengan pak buaya.
"Gara-gara topan kemarin, pohon ini jatuh menimpaku. sekarang, tolonglah saya sapi kecil yang baik hati..."
"Ahh, saya rasa saya tak sanggup menolongmu." Kata sapi.
"Lho, kenapa kau tak sanggup menolongku? kau niscaya besar lengan berkuasa mendorong pohon ini."
"Aku sih kuat, emm tapi...." Kata sapi
"Tapi kenapa?"
Sapi muda teringat akan perkataan ibunya dulu bahwa bangsa buaya sangat tidak sanggup dipercaya. mereka suka menipu para mangsanya kemudian sesudah mangsanya tertipu ia kemudian memakannya mangsanya.
"Tidak, tidak. Aku tak akan menolongmu." kata sapi.
"kalau saya tolong saya khawatir nanti kau berbohong kemudian memangsaku."
"Jangan khawatir sapi, saya berjanji saya tak akan memangsamu..."
"Tidak, tidak. Aku tak percaya kata-katamu itu"
"Ohh, sapi yang baik hati, apakah kau tidak merasa kasihan kepadaku. Aku tersiksa begini selama seharian saya tak sanggup makan dan minum."
"Tetapi kau itu binatang jahat" Kata sapi.
"Ohh sapi yang baik hati, itu kan dulu. Setelah saya tertindih begini, saya sadar bahwa saya memerlukan dukungan binatang lain, maka kini saya bertobat dan tak akan memakan binatang lain lagi kecuali binatang itu sudah mati. Tolonglah saya sapi muda yang baik hati....."
Rayuan buaya sembari mengeluarkan air mata itu ternyata menciptakan sapi muda sedikit merasa iba kasihan kepadanya.
"Baiklah saya akan menolongmu pak buaya, tetapi kau harus berjanji semoga tidak berbohongakan ucapanmu tadi" Kata sapi.
"Aku akad dan saya tak akan berbohong wacana perkataanku tadi" Kata pak buaya.
Lalu sapi muda itu berusaha keras untuk menolong pak buaya dengan mendorong pohon besar itu dengan sekuat tenaganya, jadinya bruk pohon umbang itu jadinya terlepas juga dari badan pak buaya.
namun begitu buaya terlepas ternyata pak buaya eksklusif menggigit kaki anak sapi dengan gigi taringnya yang sangat tajam.
"Aduh, aduh... tolong...." Pekik sapi minta minta tolong sembari menahan sakit.
"Kenapa kau menggigit kakiku?" kata sapi.
"Loh saya kan sudah minta tolong kepadamu, bahwa saya sudah tidak makan dan minum selama seharian. Dan kini kau harus menolongku untuk membebaskan saya dari rasa haus dan lapar ini." Kata buaya.
"Dengan memakan dagingku?" kata sapi.
"Iya benar dengan memakan dagingmu." jawab pak buaya.
"Dasar buaya licik! tak tahu balas budi!"
"Sudahlah sapi muda yang bodoh, serahkan saja tubuhmu untuk saya makan!" Paksa pak buaya.
"Tidak, ini tidak adil!" teriak sapi.
"Lho ini kan sudah aturan rimba, siapa yang besar lengan berkuasa dialah yang menang."
"Tidak, saya tidak sanggup mendapatkan ini." Sahut sapi
"Begini saja, kau boleh bertanya kepada apapun baik itu benda atau binatang apa saja niscaya mereka membelaku." Kata buaya.
Kebetulan ketika itu ada tikar lapuk yang telah rusak hanyut disungai. Sapi pun menceritakan kejadiannya dan meminta pendapat tikar lapuk itu. Akan tetapi apa jawabannya?
"Pak buayalah yang benar, sudahlah sapi terimalah nasibmu. Aku juga mengalami hal tersebut. Ketika keadaan wujudku masih gres dipakai, saya selalu dibersihkan ketika kotor tetapi sesudah saya lapuk dan rusak menyerupai ini, saya dibuang begitu saja."
"Nah, benarkan apa kataku!" Sahut buaya.
"Tidak, kau salah. Tikar itu tak tahu dan tak mengerti wacana insiden aslinya." Jawab sapi.
"Nah itu ada keranjang hanyut. saya akan menanyakan ini kepadanya." Kata sapi.
Tetapi ketika sapi menanyakan hal yang sama dengan yang ditanyakan kepada tikar, ternyata keranjang itu menjawab dengan tanggapan yang sama menyerupai tikar lapuk tadi. Tiba-tiba ada seekor belibis yang sedang berenang disungai, kemudian sapi pun meminta pendapat belibis itu.
Bebek mendengarkan semua dongeng sapi dengan serius tetapi apa jawabannya.
"Kukira buaya benar, lantaran saya juga mengalami hal serupa denganmu sapi muda. Ketika saya masih muda dulu, saya selalu dirawat dan diberi makan untuk bertelur. akan tetapi ketika saya sudah bau tanah menyerupai sekarang, saya mau disembelih lantaran insan mau memakanku. Tetapi untungnya saya sanggup melarikan diri sebelum saya disembelih mereka."
"Hahaha, mau mengadu kemana lagi kau sapi? Sudahlah semua tanggapan niscaya mendukungku lantaran memang saya yang benar."
"Tidak, dasar buaya licik. Kau salah..."
Ketika buaya jahat itu mau menggigit sapi, kebetulan kancil lewat dibelakang mereka. Buaya pun jadinya belum jadi memakan sapi. Dan ketika itu pula buaya eksklusif yang menanyakan hal tersebut kepada kancil. Pak buaya yakin sekali bahwa tanggapan kancil akan sama dengan yang lainnya. Sapi pun berhenti lantaran buaya memanggilnya.
"Ehmm... kalau saya diminta untuk menjadi hakim kalian berdua, sebaiknya saya harus tahu dari awal dongeng kejadiannya!"
"Apakah kalian keberatan bila kalian mereka ulang insiden ini dari awal?" Kata Kancil
"Tidak, kami tak keberatan!" Jawab sapi dan buaya bersamaan.
"Aku sangat bahagia sekali bila menjadi hakim yang sanggup menegakan keadilan!" Kata kancil
Akihirnya insiden itu diulang dari awal. Buaya pun kembali ketempatnya semula dan sapi mengembalikan pohon yang roboh itu kepunggung buaya dan buaya tak sanggup bergerak lagi.
"Benarkah kejadiannya menyerupai ini?" Tanya kancil.
"Benar...." jawab sapi dan buaya serentak.
"Lalu sesudah ini, pak buaya berteriak meminta tolong dan saya pun mendekat. Lalu ia meminta tolong kepadaku untuk melepaskannya dari pohon besar yang menimpanya." Jelas sapi.
"Benar, memang begitu kejadiannya!" Sahut buaya
Lalu kancil mendekati sapi dan berbisik-bisik.
"Ayo cepat kita tinggalkan buaya ini, beliau itu jahat dan tak tahu balas budi. Ayo cepat kita tinggalkan beliau sendiri." Kancil mengajak sapi untuk meninggalkan buaya.
Sapi gres sadar inilah kesempatan beliau untuk sanggup lolos dari buaya yang mau memangsanya. Mereka pun berlari meninggalkan buaya.
"Hey kalian mau kemana? bebaskan saya dulu dari pohon besar ini! ini tak adil saya tak sanggup menerimanya! hey.... jangan lari dulu!" Buaya merintih meminta tolong.
"Makanya jadi binatang itu harus tahu balas budi!" Bentak sapi dan kancil bersamaan.
Lalu sapi dan kancil segera meninggalkan pak buaya yang sedang tertindih pohon itu dan mereka pun jadinya bebas dari ancaman itu.
Nah itu tadi teman cerita fabel dan dongeng binatang wacana buaya yang tak tahu balas budi. Semoga bacaan ini sanggup bermanfaat untuk anda dan belum dewasa anda semoga menjadi lebih cerdas lagi. Sampai jumpa dan tunggu cerita-cerita lainnya dari kami.
Advertisement