'/> “ Guru Ialah Motivator Bagi Anak Latih “ -->

Info Populer 2022

“ Guru Ialah Motivator Bagi Anak Latih “

“ Guru Ialah Motivator Bagi Anak Latih “
“ Guru Ialah Motivator Bagi Anak Latih “
Motivasi berpangkal dari kata motif yang sanggup diartikan sebagai daya pelopor yang ada di dalam diri seseorang untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.Adapun berdasarkan Mc.Donald motivasi yaitu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan balasan terhadap adanya tujuan.Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc.Donald ini mengandung tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi itu yakni motivasi itu mengawalinya terjadi perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang lantaran adanya tujuan. Namun pada pada dasarnya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Dalam acara berguru motivasi sanggup dikatakan sebagai keseluruhan daya pelopor didalam diri anak didik yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memperlihatkan arah acara belajar, sehingga diharapkan tujuan sanggup tercapai.Dalam acara belajar, motivasi sangat dibutuhkan lantaran seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam berguru mustahil melaksanakan aktifitas belajar.

Motivasi ada dua yaitu Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ektrinsik yaitu :

1.      Motivasi Intrinsik : Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.

2.      Motivasi Ektrinsik : Jenis motivasi ini timbul sebagai akhir dampak dari luar individu. Apakah lantaran adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian anak didik mau melaksanakan sesuatu atau belajar.

Bagi penerima didik yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan bukanlah duduk kasus bagi guru. Karena didalam diri penerima didik tersebut ada motivasi yaitu motivasi intrinsik. Peserta didik yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan klarifikasi guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitar kurang sanggup mempengaruhinya sehingga bisa memecahkan perhatianya. Lain halnya bagi penerima didik yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Disini kiprah guru yaitu membangkitkan motivasi penerima didik sehingga mereka mau melaksanakan belajar.Ada beberpa taktik yang bisa dipakai oleh guru untuk menumbuhkan motivasi berguru penerima didik sebagai berikut :
Motivasi berpangkal dari kata motif yang sanggup diartikan sebagai daya pelopor yang ada d “ GURU ADALAH MOTIVATOR BAGI ANAK DIDIK “

1.Menjelaskan tujuan berguru ke penerima didik.

Pada permulaan belajar-mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenahi Tujuan Instruksional Khusus ( TIK ) yang akan dicapainya kepada penerima didik. Semakin terang tujuan TIK ini maka semakin besar pula motivasi dalam belajar.

2.Berikan Reward ( hadiah ) .

Bagi penerima didik yang berprestasi perlu diberikan reward ( hadiah ), meskipun hadiah itu tidak berupa barang mahal tapi akan sangat berarti bagi penerima didik. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa berguru lebih ulet lagi. Disamping itu penerima didik yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar penerima didik yang berprestasi.

3.Ciptakan suasana bersaing atau berkompetisi.

Guru berusaha mengadakan persaingan ( kompetisi ) diantara penerima didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Prestasi penerima didik biasanya merangsang penerima didik lainya , sehingga sanggup memunculkan persaingan antar penerima didik. Persaingan faktual akan memunculkan motivasi untuk ulet belajar. Untuk itu guru harus bisa membuat suasana persaingan yang sehat diatara mereka. Guru harus pertanda obyektifitas dalam setiap penilaian pembelajaran, demikian juga para penerima didik harus menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap pengerjaanya.

4.Memberikan kebanggaan dan menghargai hasil tugas.

Sudah sepantasnya guru memperlihatkan kebanggaan bagi penerima didik yang berprestasi jangan pelit dengan kebanggaan lantaran penghargaan berupa kebanggaan sangat berarti bahkan lebih berarti kebanggaan dari pada berupa pertolongan barang. Kebiasaan guru yang terlalu sering memperlihatkan kiprah ( PR ), namun jarang memperlihatkan penilaian akan berdampak tidak baik terhadap motivasi berguru mereka. Sehingga penerima didik sekedar mengerjakan kiprah dan kurang memperhatikan kualitas pekerjaannya. Oleh lantaran itu guru jangan enggan menilai hasil tugasnya, hargailah pekerjaanya dan jadikan penilaian yang kita berikan sebagai alat perangsang motivasi belajarnya.

5.Memberikan sangsi atau hukuman.



Sangsi atau eksekusi diberikan kepada penerima didik yang berbuat kesalahan dikala proses berguru mengajar ( PBM). Hukuman ini diberikan dengan harapan biar penerima didik tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya atau perilakunya.


Prestasi seorang teman biasanya merangsang teman yang lain untuk berprestasi pula, sehingga sanggup memunculkan persaingan antar penerima didik. Persaingan yang faktual akan memunculkan motivasi untuk ulet belajar. Oleh lantaran itu guru harus bisa membuat suasana persaingan yang sehat diantara merekan. Guru harus memperlihatkan obyektifitas dalam setiap penilaian pembelajaran, demikian pula para penerima didik harus menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap pengerjaannya.

6.Guru menjadi Idola.

Sikap guru harus sanggup dijadikan panutan ( pola ) yang baik bagi penerima didiknya. Guru harus menjadi idola penerima didiknya berkaitan dengan sikapnya didalam kelas. Pendapat dan nasehatnya terkadang lebih dipercaya dibandingkan dengan pendapat orang tuanya. Sikap yang di dasari oleh keinginan mendidik penerima didik biar berkembang lebih baik akan memperlihatkan kesan mendalam di benak mereka. Usaha guru membangun motivasi  akan kandas bila sikap yang ditunjukkan guru tidak simpatik.

7.Membangun kebiasaan belajar.

Sebaiknya guru memberitahukan kepada penerima didik bagaimana membangun kebiasaan berguru sehari-hari, sehingga menghilangkan kebiasaan penerima didik hanya berguru disaat akan ujian saja.Seperti bangun pagi hari bagi moslem sehabis sholat subuh kemudian dilanjutkan berguru lantaran berguru dipagi hari lebih fresh kondisi otaknya.Lalu sehabis pulang sekolah sehabis makan siang sambil duduk santai membaca kembali materi pelajaran yang tadi diajarkan oleh guru.Dan berguru malam hari rutin meski hanya meluangkan waktu 1-2 jam asal belajarnya serius .

8.Membantu kesulitan belajar.

Guru sudah seyogyanya membantu penerima didik yang mengalami kesulitan atas materi pelajaran yang diberikan. Dengan meluangkan waktu untuk konsultasi berguru bagi penerima didik yang membutuhkan. Membantu kesulitan berguru bagi penerima didik bisa dilakukan secara individu maupun kelompok. Salah satu bukti guru menyayangi penerima didiknya yaitu kerelaan dan ketulusan melayani mereka, secara psikis menjadikan kedekatan antara guru dan murid. Ini akan memperlihatkan ruang waktu bagi guru untuk penerima didiknya guna mendengar keluh kesah dan kesulitan belajarnya. Dengan tindakan ini guru sudah berhasil merebut hati penerima didiknya sehingga memudahkan untuk menanamkan motivasi kepada mereka.

9.Menggunakan metode dan media pembelajaran bervariasi.

Guru harus mempunyai kreatifitas dalam pembelajaran tidak hanya monoton mengajar lewat penggunaan papan tulis ( whitboard ) semata, butuh variasi pembelajaran dengan memakai metode tanya jawab, presentasi, diskusi, dan memakai media in focus, OHP, serta alat peraga lainya.Mengingat bantuan motivasi terhadap hasil berguru cukup besar, guru diharapkan bisa membangkitkan motivasi dan sanggup memanfaatkan menjadi pelopor berpengaruh bagi penerima didik untuk meraih prestasi yang diharapkan. Yang menjadi pertanyaan yaitu langkah-langkah apa saja yang diperlu dilakukan oleh guru biar motivasi berguru bangkit. Guru profesional harus menyadari bahwa dirinya harus berperan sebagai motivator yang bertugas memperlihatkan wangsit atau dorongan supaya proses pembelajaran lebih menyenangkan. Guru harus menolong penerima didiknya supaya mempunyai hasrat untuk belajar.Upaya yang bisa kita lakukan untuk menggairahkan berguru penerima didik sangatlah variatif, namun hal yang terpenting yaitu kita selaku pelaksana pendidikan tidak surut dalam membimbing para penerima didik. Kerja keras, kerja cerdas dan kerja nrimo yang kita lakukan mudah-mudahan menjadi bingkai indah dalam potret kehidupan mereka.Semoga kita bisa mengantarkan kesuksesan mereka dalam meraih masa depan gemilang.Memotivasi acara penerima didik dalam meningkatkan aktifitas dan kreatifitas sesuai dengan bakat, cita-cita, potensi diri dan kemampuan yang dimilikinya yaitu sangat penting dilakukan oleh guru. Guru harus bisa menjadi seorang motivator bagi anak didiknya, biar bisa menggiatkan berguru baik didalam kelas maupun dirumah dalam rangka meningkatkan prestasi berguru .Semoga guru-guru di negeri ini mempunyai kemauan untuk bisa berguru memotivator anak didiknya, sehingga harapan dari pembelajaran disekolah bisa tercapai sesuai dengan keinginan kita bersama.Amin.
                                                 
Motivasi berpangkal dari kata motif yang sanggup diartikan sebagai daya pelopor yang ada d “ GURU ADALAH MOTIVATOR BAGI ANAK DIDIK “
  
“ GURU ADALAH MOTIVATOR BAGI ANAK DIDIK “
Oleh : Yan Piet Onno 


   (  *** * ) Penulis yaitu Edukator,Motivator,Trainer dan Penulis Buku.

Advertisement

Iklan Sidebar