Penjelasan wacana Pengertian dan Jenis-jenis Puisi Lama dan Puisi Baru Terlengkap - Mungkin teman sudah tak absurd lagi dengan yang namanya puisi. Jika teman tak tahu sama sekali wacana puisi berarti teman patut dikasihani hehehe, Oke dari pada berbasa basi, pada pertemuan kali ini admin akan menjelaskan wacana makna, pengertian, dan jenis-jenis puisi. Mari simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian dan Definisi Puisi
Puisi ialah salah satu bentuk karya sastra yang berisi ungkapan perasaan sang penyair yang dibentuk secara imajinatif dengan disusun sedemikian rupa sampai mempunyai nilai estetika di dalamnya. Puisi merupakan karya sastra yang isinya dipadatkan dan dipersingkat serta diberi irama dalam penyairannya serta memakai kata-kata kiasan semoga lebih mempunyai nilai estetika dan sanggup menciptakan pembaca dan pendengar merasa terkesan.
Kita ketahui bahwa terdapat dua jenis puisi antara lain ialah puisi usang dan puisi baru. Keduanya merupakan puisi hanya saja dibedakan oleh hukum yang mengikatnya. Mari simak klarifikasi lengkapnya.
1. Puisi Lama
Puisi usang ialah jenis puisi yang masih terikat dengan aturan-aturan atau kaidah yang berlaku menyerupai jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, irama, persajakan atau rima dan jumlah kata dalam satu baris. Puisi usang mempunyai bentuk antara lain mantra, seloka, gurindam, peribahasa, pantun dan syair. Simak penjelasannya di bawah ini.
a. Mantra
Dari sekian banyak bentuk karya sastra puisi, mantra ialah bentuk puisi yang paling tua. Mantra merupakan untaian kata-kata yang dianggap dan dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Oleh alasannya ialah itu mantra berbeda dengan jenis puisi lainnya alasannya ialah tak semua orang boleh membacakannya.
Contoh:
Assalamualaikum, anak cucu hantu pemburu
Yang membisu di rimba sekampung
Yang duduk di ceruh banir
Yang bersandar di pinang burung
Yang berteduh di bawah tukas
Yang berbulukan daun resam
Yang bertilamkan daun lirik
.........................................................
b. Seloka
Seloka berasal dari Bahasa Sansekerta sloka. Seloka ialah bentuk puisi melayu klasik yang memuat perumpamaan yang mengandung senda gurau, kejenakaan, sindiran, impian, atau ejekan. Seloka terdiri dari empat larik dan enam larik, alasannya ialah bentuknya nyaris sama dengan pantun maka banyak orang yang menganggap seloka ialah pantun.
Contoh:
Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbul jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan
c. Gurindam
Gurindam merupakan puisi usang yang berasal dari Tamil. Pada setiap bait gurindam terdiri dari dua larik. Pada larik pertama berupa sampiran dan pada larik kedua sebagai isi. Umumnya gurindam mempunyai makna berupa nasihat.
Contoh:
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang (b)
bagai rumah tiada bertiang (b)
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus (c)
d. Peribahasa dan peribahasa berirama
Peribahasa ialah salah satu karya sastra usang yang merupakan salah satu bentuk dari puisi lama. Peribahasa berupa prosa dan puisi. Pada peribahasa yang berupa prosa, biasanya akan berwujud bidal (pepatah yang mengandung nasihat), sedangkan yang berbentuk puisi biasanya berupa peribahasa berirama. Peribahasa berirama berisi ungkapan-ungkapan yang tidak terikat yang mengkiaskan sesuatu. Peribahasa berirama terdiri dari dari dua larik.
Contoh:
Ada ubi ada talas
Ada kebijaksanaan ada balas
Dahulu bendo kini besi
Dahulu sayang kini benci
e. Pantun
Pantun ialah puisi yang terdiri dari empat larik pada setiap bait. Setiap lariknya terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. Larik pertama dan kedua merupakan bab sampiran dan larik ketiga dan keempat merupakan isi. Pantun mempunyai persajakan a-b-a-b.
Contoh:
Elok rupanya si kambing jati
Dibawa itik pulanng petang
Tidak berkata bersar hati
Melihat ibu sudah datang
f. Syair
Syair mempunyai bentuk yang hampir sama dengan pantun. Setiap baitnya terdiri atas empat larik. Setiap larik terdiri dari 8 sampai 12 suku kata.Namun bedanya dengan pantun ialah persajakan pada bab jadinya yang mempunyai persajakan sama yaitu a-a-a-a.
Contoh:
Tanam melati di rawa-rawa
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup mati kita bersama
Satu kubur kelak berdua
Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah negeri yang kondusif sentosa
Dipimpin raja nan bijaksana
Negeri berjulukan pasir luhur
Tanahnya luas lagi subur
Rakyat teratur hidupnya makmur
Rukun raharja tiada terukur
2. Puisi Baru
Puisi gres ialah puisi yang tidak terikat dengan aturanatau kaidah yang berlaku, dengan kata lain puisi gres lebih bersifat bebas dalam memberikan imajinasi alasannya ialah tak ada hukum yang membatasi.
Ciri-ciri puisi baru
- Bentuknya lebih rapi
- Bagian final persajakan lebih teratur
- Umumnya memakai sajak pantun dan syair meskipun ada yang memakai sajak lainnya.
- Sebagian besar bentuk puisi ialah empat seuntai
- Tiap barisnya atas sebuah gatra atau satu sintaksis
- Tiap gatra terdiri dari 2 kata.
Jenis-jenis Puisi Baru
Puisi gres dibedakan menjadi beberapa jenis bila dibedakan menurut isinya antara lain:
- Balada yaitu puisi yang berisi kisah yang diceritakan dengan bentuk puisi.
- Himne ialah puisi yang berbentuk pujaan dan kebanggaan kepada tuhan, jagoan dan tanah air.
- Ode ialah puisi sanjungan untuk orang yang telah berjasa.
- Epigram ialah puisi yang berisi wacana anutan dan tuntunan hidup.
- Romance ialah puisi yang berisikan perasaan cinta dan kasih.
- Elegi ialah puisi yang berisi ratap kesedihan dan tangisan.
- Satire ialah puisi yang berisi kritik dan sindiran.
Jika dibedakan menurut bentuknya puisi sanggup dibedakan menjadi:
- Terzina
- Distikon
- Quint
- Quatrain
- Septime
- Sektet
- Soneta
- Oktaf
Nah itulah sobat klarifikasi wacana pengertian dan jenis-jenis puisi usang dan puisi baru. Semoga dikala ini teman sudah lebih mengenal wacana jenis dari puisi usang dan puisi gres serta penjabarannya. Sampai jumpa lagi dan terimakasih.
Advertisement